![]() |
Sosialisasi BKSY di Paroki St. Kristoforus Grogol |
Pada hari Rabu, 25 Januari
2017, tim Sekretariat BKSY Pusat yang diwakili Pak Purwanta dan Fr. Didik,
memberikan sosialisasi dan katakese tentang gerakan belarasa Berkhat Santo
Yusup (BKSY) di hadapan Pastor Paroki, Rm. Antonius Heru Jati Wahyono, MSC dan pengurus
DPH Paroki St. Kristoforus Grogol. Dalam kesempatan sosialisasi tersebut,
kembali ditekankan dan semakin ditegaskan bahwa program ini adalah perwujudan
kasih sebagai identitas iman Kristiani, yang diwujudnyatakan dalam bentuk iuran
bersama untuk membantu sesama yang KLMTD (Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan
Difabel).
“Selama ini, di
paroki-paroki, yang selalu menjadi kendala adalah image gerakan belarasa BKSY seperti
asuransi, yaitu berdasarkan profit atau keuntungan, sehingga banyak umat yang
tidak paham dan kemudian tidak ikut. Kalaupun ikut, itu juga hanya sekedar untuk mencari
keuntungan pribadi. Maka, sosialisasi seperti ini, tujuannya adalah untuk
memberikan pemahaman kepada umat, tentang inti dari program BKSY yaitu kasih
dan sikap murah hati yang diwujudkan dengan kepedulian bagi mereka yang KLMTD. Yang
terpenting itu adalah intinya, bukan wujud atau programnya. Selama ini umat
terlalu terpaku dengan programnya saja, sehingga terlalu terpaku dengan
hitung-hitungan saja,” demikian Pak Purwanta menjelaskan kepada seluruh yang
hadir dalam kesempatan sosialisasi tersebut.
Sosialisasi yang
berlangsung selama kurang lebih selama satu jam ini juga dilengkapi dengan sesi
tanya jawab. Namun, kembali selalu ditekankan bahwa yang terpenting dan
terutama dari gerakan belarasa BKSY ini adalah kepedulian, belarasa, dan aksi berbagi
kepada yang KLMTD. Jadi, kalau sekarang ACA masih menanggung kekurangan dana,
tentu karena masih banyak umat yang belum paham dan sadar, sehingga belum semua
umat di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) ini menjadi peserta BKSY.
“Jadi sekarang yang lebih
berbelarasa kepada kita itu sebenarnya adalah ACA dan CAR, bukan seperti
harapan Mgr. Suharyo, yaitu umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta ini. Masak kita ‘gak malu sama ACA dan CAR?”, demikian
ungkapan Fr. Didik mengakhiri sosialisasi malam ini. (Fr.D)