Hingga
Juli 2016, ada 26 paroki di KAJ yang telah mengikuti program BKSY.
Kita pantas bersyukur kepada Tuhan yang murah hati. Sejak
diresmikan oleh Uskup Agung Jakarta. Mgr. I. Suharyo pada tgl. 30 Nopember
2013, Berkhat Santo Yusup (BKSY), hingga 26 Juni 2016 sudah berkembang di 26 Paroki dari 65 Paroki di Keuskupan Agung
Jakarta.
Sebelumnya,
hingga Oktober 2015, baru 23 dari 65 Paroki di Keuskupan Agung Jakarta yang
telah ikut BKSY.
Sebelumnya, hingga Oktober 2015, dari jumlah peserta dari
23 Paroki, terdapat 15.418 warga. Dari
warga tersebut yang meninggal 164 oprang, dan jumlah rawat inap 2.413 hari.
Walaupun baru 3,08 % dari seluruh umat KAJ yang diperkirakan 500 ribu, namun
hal ini pantas kita syukuri. Karena belarasa dan solidaritas antar umat melalui
BKSY sudah dimulai. Melalui BKSY subsidi silang dari umat yang mampu kepada
yang tidak mampu juga terjadi. Dengan uang kolekte masing-masing Rp 80.000,-/
tahun atau Rp 6.700,00/bulan, secara gotong royong, umat saling membantu
meringankan beban. Konkritnya, 125 peserta BKSY bergotong royong memberi
bantuan masing-masing Rp 80.000,- sehingga terkumpullah Rp 10.000.000,- untuk membantu pemakaman
anggota yang meninggal dunia. Hanya saja, sekarang solidaritas itu dibuatkan
sistem, sehingga tidak hanya terbatas antar warga Lingkungan atau Paroki saja,
tetapi solidaritas ini bisa lintas Paroki, bahkan lintas Keuskupan.
Syukur
BKSY Telah Berkembang, Walau Bukan Tanpa Kendala
Sebagai satu program baru, perjalanan BKSY bukan tanpa
kendala. BKSY bekerjasama dengan pihak
ke tiga, yaitu PT Asuransi Central Asia (ACA), dan Asuransi Jiwa Central Asia
Raya (CAR). ACA dan CAR membantu BKSY dalam menyediakan system on line,
pengelolaan dana kolekte bersama dan administrasi data peserta.
Karena kerjasama dengan perusahaan asuransi, ada banyak
umat menganggap bahwa BKSY adalah asuransi, sama seperti produk asuransi lain.
Aspek belarasa dan solidaritasnya kurang mengemuka dan tidak mudah dipahami.
Akibatnya ada yang tidak mau ikut BKSY karena sudah memiliki polis
asuransi. Ada juga yang tidak mau ikut
karena merasa masih muda dan sehat. Masih berpikir untung rugi. Akibatnya yang didaftarkan hanya anggota
keluarga yang sudah lanjut usia saja. Memang kematian ada di tangan Tuhan.
Namun fakta menunjukkan bahwa peserta yang meninggal, mayoritas (83%) berusia
antara 50-80 tahun. Walau demikian, kita tetap bersyukur bahwa BKSY boleh
berkembang menjadi salah satu cara berbelarasa dan solidaritas. Pada saatnya
tentu kita akan evaluasi agar lebih baik lagi. Yang sangat diharapkan sekarang
adalah solidaritas kepesertaan umat Allah yang masih muda-muda.
BKSY:
Wujud Syukur Dan Kasih Dalam Perbuatan Nyata
Dengan keyakinan bahwa Dia yang memulai pekerjaan baik di
antara kita, pasti berkenan pula menyelesaikannya; dan bahwa Roh Kudus
berkarya, kita yakin akan makin banyak anak Allah memahami Berkhat St. Yusup sebagi sarana
berbelarasa, peduli dan berbagi. Kita optimis bahwa BKSY akan berkembang
sebagai: Pertama sebagai wujud syukur atas semua kebaikan dan rahmat
Allah. Karena kita telah menerima banyak
berkat, saatnya kita pun berbagi rahmat itu kepada orang lain. Apa lagi kita
bersyukur atas keselamatan dalam sengasara, wafat, dan kebangkitan Kristus.
Kedua, kita ingin meneladan orang Samaria yang dengan ikhlas, tanpa pamrih,
membantu sesamanya yang menderita. Dengan ikut BKSY kita pun berbagi Rp
80.000,- setahun sekali dengan ikhlas untuk membantu orang lain. Ketiga, dengan
ikut BKSY kita ingin mewujudnyatakan semangat saling mengasihi murid-murid
Kristus dalam perbuatan. Kita wujudkan
iman dalam perbuatan kasih kepada
sesama. Walaupun kecil, tetapi nyata.
BKSY:
Salah Satu Penanda Tahun Syukur
Menjelang akhir tahun syukur 2015, kita persembahkan BKSY
sebagai salah satu penandanya. Dengan
menjadi peserta BKSY, sebenarnya umat telah terlibat aktif dalam mewujudkan
cita-cita Gereja Keuskupan Agung Jakarta, yaitu agar dengan tuntunan Roh Kudus,
umat Allah KAJ semakin mendalam imannya akan Yesus Kristus, semakin membangun
persaudaraan sejati, dan berbuah dalam tindakan kasih berbelarasa kepada sesama
di tengah masyarakat. Dengan ikut BKSY, sadar atau tidak sadar kita semakin
mengembangkan iman, membangun solidaritas persaudaraan yang sejati, dan
mengembangkan kepekaan belarasa.
Walaupun dengan cara sederhana, umat terlibat dalam dinamika pembangunan
Gereja yang hidup, dan mewujudkan Gereja yang SATU. Dengan BKSY umat bersatu
hati, saling mengasihi, saling tolong menolong, dan solider satu sama lain.
Tidak hanya dalam kata-kata, namun dalam perbuatan nyata. Semoga semakin banyak
umat tergerak hatinya untuk mewujudnyatakan syukur kepada Allah dengan peduli
kepada sesama secara nyata melalui BKSY, karena tiada syukur tanpa peduli.
Nama-nama
Paroki Peserta BKSY
Release tgl 26 Juni 2016 - Styanto / Purwanta -
Sekretariat Pusat BKSY
Dekenat Pusat
01. Paroki Katedral – St. Perawan Maria Diangkat Ke Surga
02. Paroki Pejompongan – Kristus Raja
03. Paroki Cempaka Putih – St. Paskalis
Dekenat
Jakarta Utara
Dekenat
Jakarta Timur
04. Paroki Bidaracina – St. Antonius Padua
05. Paroki Cijantung – St. Aloysius Gonzaga
06. Paroki Matraman – St. Yoseph
07. Paroki Pulomas – St. Bonaventura
08. Paroki Pulo Gebang – St. Gabriel
Dekenat
Jakarta Selatan
09. Paroki Blok B – St. Yohanes Penginjil
10. Paroki Blok Q – St. Perawan Maria Ratu
11. Paroki Pasar Minggu – Keluarga Kudus
Dekenat
Jakarta Barat I
12. Paroki Mangga Besar – St. Petrus & Paulus
13. Paroki Slipi – Kristus Salvator
14. Paroki Toasebio – St. Maria de Fatima
Dekenat
Jakarta Barat II
15. Paroki Cengkareng – Trinitas
16. Paroki Kalideres– St. Maria Imakulata
Dekenat
Tangerang
17. Paroki Bintaro – St. Matius Penginjil
18. Paroki Ciledug – St. Bernadet
19. Paroki Pamulang – Rasul Barnabas
20. Paroki Tangerang – Hati Santa Perawan Maria Tak
Bernoda
21. Paroki Bintaro Jaya – St. Maria Regina (San Mare)
Dekenat
Bekasi
22. Paroki Bekasi – St. Arnoldus
23. Paroki Jatiwaringin – St. Leo Agung
24. Paroki Kampung Sawah – St. Servatius
25. Paroki Lubang Buaya – Kalvari
26. Paroki Taman Galaxi – St. Bartolomeus
Paroki-paroki lain ditunggu keikutsertaannya dalam
program belarasa ini.
Mari
berbagi dengan hati gembira.