Oleh Th. Wiryawan
Pending Coffee?
Ada sebuah kebiasaan menarik di Napoli ( Naples, Italy). Di
sebuah coffee shop, ada 2 pembeli
masuk dan pesan 5 gelas kopi. Mereka bilang: 2 untuk kami, 3
pending. Mereka bayar 5 kopi untuk dapat 2 gelas kopi.
Apa itu Pending coffee? Kata orang itu. Kawannya menjawab, “Wait and see ...."
Tidak lama kemudian ada 3
pengacara pesan 7 gelas kopi. Mereka minum 3 gelas dan bayar 7 gelas. Setelah
itu, ada seorang buruh datang dan
berkata: apakah kalian ada pending coffee? Tak lama kemudian ada pengemis yang
datang dan berkata: apakah ada pending coffee?
Orang yang tidak mampu, yang berkekurangan dapat minum kopi.
Masyarakat di sana melakukan tindakan kecil sebagai wujud kepedulian.
Saya percaya kitapun mampu melakukan hal kecil sebagai wujud
kepedulian kita. Saat ini ada pending coffee untuk guru dan keluarga dari sma
Yos Sudarso dll.
Kenyataan Sehari Hari
Saya pernah melihat acara Kick Andy tentang orang orang besar
yang banyak menyumbang. Timbul pertanyaan apakah harus sekaliber Pak Teddy
Rachmat atau Pak Tahir baru bisa peduli? saya sering perhatikan di Plaza
Senayan, saat orang melewati lantai 2. Di sana ada counter UNICEF. Biasanya ada petugas yang
meminta waktu. Kebanyakan orang orang menghindar. Ada yang agak lari, ada yang
bilang sibuk dan tidak ada waktu. Pokoknya yang berbau minta sumbangan
dihindari. Begitu pula bila ada counter
Gotaus ( Gerakan Orang Tua Asuh), kebanyakan orang orang menghindari counter
tsb. Bila di bandara ada PMI, sama juga semua menggeleng kepala atau
menghindar. Apakah sudah begitu acuhnya kita?
Orang Samaria yang Baik
Bertahun tahun saya merasa heran bila membaca atau mendengar
kisah orang Samaria yang baik. Ada orang yang kena rampok dan dipukuli. Orang
tersebut sangat menderita dan minta pertolongan. Ada Imam atau pemuka agama
yang melintas daerah tersebut dan melihat orang yang menderita tsb. Tapi
anehnya imam itu tidak menolong. Lalu
lewat orang Levi (orang yang
strata sosialnya dibawah imam atau pemuka agama). Orang Levi juga cuek dan
tidak membantu,
Satu satunya yang menolong adalah orang Samaria yang secara
sosial saat itu dianggap kurang
bermartabat. Ia menolong, mengurus luka lukanya dan membawa orang itu ke
penginapan. Dia menitip uang kepada pemilik penginapan dan mengatakan bila
biayanya kurang nanti dia akan ganti saat melewati penginapan itu. Timbul pertanyaan dalam diri saya Masa sih
imam sejahat dan begitu tidak peduli, dan juga orang Levi ( orang yang secara
tradisi dianggap bermartabat karena membantu para imam).
Aneh kenapa orang Samaria kog bisa berbuat sebaik itu?
Dari buku Malcom Gladwell
Dari buku Malcom Gladwell yang berjudul Tipping Point, saya
menemukan dimensi yang berbeda.
Ada 2 orang psikolog dari Princeton university, John Darley dan
Daniel Batson melakukan studi yang ilhamnya berasal dari cerita injil tentang Orang Samaria yang Baik.
Darley dan Batson meminta para frater ( calon pastor versi
katolik) untuk menyiapkan kotbah dengan
tema orang Samaria yang Baik. Mereka diminta mempraktikkan kotbahnya di
Aula kampus. Di tengah perjalanan menuju Aula mereka, tiap siswa secara tidak
sengaja akan bertemu dengan seseorang yang tergeletak di tengah jalan dalam
keadaan merintih kesakitan. Pertanyaannya adalah siapa di antara mereka yang
berhenti dan menolong orang tadi?
Darley membagi mereka menjadi 3 kelompok. Kepada Kelompok
Pertama, Darley berkata, “Wah kalian harus cepat. Audience sudah menunggu
kalian di Aula. Sebaiknya kalian jalan sekarang.”
Kepada Kelompok Kedua, Darley mengatakan, “Waktunya masih cukup
dan Anda tidak boleh datang terlambat.” Para mahasiswa pun bergegas.
Kepada Kelompok Ketiga, Darley mengatakan, “Para dosen dan
mhasiswa masih perlu persiapan. Jadi masih cukup waktu. Akan tetapi tidak ada
salahnya bila kalian jalan sekarang.”
Bila kita meminta orang memprediksi mana para frater yang bisa mengamalkan peran orang
Samaria yang baik, maka jawabaannya konsisten sekali. Hampir semua mengatakan
bahwa frater ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain dan mereka merasa
selalu diingatkan tentang pentingnya sikap berbela rasa (compassion). Setelah
membaca perumpamaan tentang orang samaria yang baik, hampir pasti akan
menyempatkan diri menengok keadaan orang yang kesakitan itu dan membantunya.
Namun demikian, hasil pengamatan Darley menunjukkan sesuatu yang
berbeda. Sebagian frater yang diminta berkotbah tentang Orang Samaria yang baik
seperti tidak peduli dengan orang yang kesakitan yang mereka jumpai dalam
perjalanan yang mereka tempuh dengan tergesa-gesa.
Satu satunya faktor yang perlu dipertimbangkan adalah
KETERGESAAN.
Di antara mereka yang diingatkan untuk berangkat dengan segera
karena bisa terlambat, hanya 10% berhenti dan mencoba memberi pertolongan.
Kelompok yang diingatkan untuk tidak datang terlambat, hanya 45% yang berhenti
untuk menolong.
Sedangkan kelompok yang masih ada waktu, bisa berjalan dengan
tenang ternyata sebanyak 63% berhenti untuk memberi pertolongan.
Pesan
Pesan dalam survey ini: keyakinan dalam hati kita (reflleksi)
dan isi pikiran kita pada akhirnya tidak terlalu berperan dalam mengarahkan
perbuatan kita. Bahkan, orang yang baru keluar dari Masjid atau Gereja pun bisa
marah-marah bila mobilnya terhalang mobil orang lain.
Kata-kata " Wah Anda terlambat" mempunyai pengaruh yang bisa membuat
seseorang yang biasanya peduli dan sangat berbelarasa berubah menjadi seseorang
yang tidak peduli dengan penderitaan orang lain.
Menjadi pemandangan biasa di Jakarta bila kawan kerja di sebelahnya
tidak masuk, kita tidak tahu. Atau bila ada yang meninggal, tetangga tidak
mengetahuinya.
Situasi hidup di Jakarta
yang sangat melelahkan, serba tergesa-gesa membuat kita terjebak dengan
sikap tidak peduli. Bagaiamana menyikapi
hal ini. Tantangan terbesar kita bukan secara teratur beribadah, rajin ke
Gereja atau rajin sholat, puasa dll tapi hidup kita harus menjadi berkat bagi
orang lain. Pada dasarnya spirit BKSY
adalah menumbuhkan kepedulian dengan cara yang sederhana dan mudah
diaplikasikan.
Mari kita mulai Pending Coffee dengan aneka cara. Kalau saya
suka ke Starbuck beli satu gelas, maka saya membeli satu gelas lagi untuk
sumbangan. Mudah dan dapat Segera diaplikasikan.