Jumat, 10 Februari 2017
[Kej. 3:1-8; Mzm. 32:1-2,5,6,7; Mrk. 7:31-37]
KATA-KATA DAN TINDAKAN
KASIH YANG MENGUATKAN IMAN

cokelat, bunga, atau pernak-pernik lain. Selain itu, banyak tempat yang ‘mengakomodasi’ orang-orang yang datang, dengan dekorasi dan hiasan, yang sungguh identik dengan hari kasih sayang tersebut. Intinya, bahwa kasih sayang itu, baru sungguh menjadi kasih sayang yang baik, kalau benar-benar diungkapkan dan diwujudkan. Ada pepatah mengatakan: “Orang yang paling menderita adalah orang yang hidup tanpa cinta. Namun, lebih menderita lagi kalau ada orang yang hidup, kemudian mati, tanpa pernah sempat mengungkapkan kepada orang yang ia cintai, bahwa kita mencintai mereka.”
Injil hari ini pun
adalah kisah ‘kasih sayang’ Yesus kepada orang yang tuli dan gagap. Kasih
sayang muncul karena ada komunikasi yang positif dan saling menguatkan. Namun
tidak jarang bahwa komunikasi terkunci hanya di dalam hati dan pikiran, tidak
mampu diungkapkan dan dinyatakan. Dan, Yesus mengasihi orang yang tuli dan
gagap itu tidak hanya dalam hati dan pikiran saja, namun dinyatakan dengan
‘menyembuhkan’ orang tersebut. Terkadang kita menganggap bahwa orang lain akan
tahu bahwa kita mencintai mereka tanpa perlu diungkapkan, namun kata-kata,
ungkapan dan perbuatan itu tetap dibutuhkan. Kata-kata sapaan yang akrab dan
meneguhkan akan memperkaya hati, membahagiakan dan saling menguatkan hidup.
Namun, ada pula yang juga merasa apatis dengan ungkapan-ungkapan sayang dan
kasih yang ditujukan kepada kita, lalu membuat orang tersebut menjadi ragu
untuk mengatakannya lain kali. Dalam hidup, kita selalu percaya dan yakin akan kekuatan
kata-kata dan tindakan yang nyata sebagai ungkapan kasih, karena kata-kata dan
tindakan demikian dapat semakin menguatkan iman, menyehatkan batin dan membuat
kita semakin dekat pada kasih Allah sendiri.
Selamat pagi, selamat
membuka telinga, dan melepaskan ikatan lidah kita, supaya kita bisa disembuhkan
oleh kasih-Nya. GBU.
#james5buceng2