Selasa, 28 Februari 2017
[Sir.
35:1-12; Mzm. 50:5-6,7-8,14,23; Mrk. 10:28-31]
ORANG YANG TERDAHULU AKAN MENJADI YANG TERAKHIR, DAN
YANG TERAKHIR AKAN MENJADI YANG TERDAHULU
Masih melanjutkan permenungan yang kemarin, tentang
gerakan belarasa Berkhat Santo Yusup (BKSY). Masih ada image di kalangan umat
bahwa BKSY ini diasosiakan sebagai asuransi, sehingga ketika mendaftarkan diri,
orang lalu berkata: “Apa yang akan saya dapat dengan mengikuti BKSY ini?”
Pertanyaan ini tentu akan menuju pada
keuntungan atau manfaat yang akan
diperoleh setelah membayar iuran sebesar Rp. 80.000/tahun/orang ini. Namun, ini
gerakan belarasa, maka konsepnya adalah memberi bukan membeli, berorientasi
pada kepentingan orang lain dan bukan untuk kepentingan diri sendiri, dan
semuanya dilakukan dengan tulus dan tanpa pamrih. Ya, terkadang orang masih
terlalu melihat bentuk, dan hitung-hitungannya saja, dibandingkan dari semangat
peduli, berbagi dan berbelarasa yang diperjuangan oleh gerakan belarasa BKSY
ini.
Yesus hari ini juga mendapatkan pertanyaan yang sama
dari Petrus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu, apa yang akan kami
peroleh?” Jawaban Yesus justru seperti ini: “Setiap orang yang karena Aku dan
karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya
perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, akan menerima
kembali seratus kali lipat.” Jawaban Yesus ini menunjuk kepada Kerajaan Allah
yang Ia wartakan, sehingga setiap orang yang memberi dengan tulus dan tanpa
pamrih, Kerajaan Allah adalah upah terbesar yang bisa didapatkan. Dan ketika
Yesus mengatakan: “Orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang
terakhir akan menjadi yang terdahulu”, barangkali hendak bermaksud: “Siapa yang
mendahulukan kepentingan diri sendiri, akan terakhir masuk Kerajaan Allah,
sedangkan siapa yang mendahulukan kepentingan orang lain, akan masuk Kerajaan
Allah paling dahulu.”
Selamat pagi, semoga kita senantiasa memperjuangkan
Kerajaan Allah bagi saudara dan sesama kita. GBU.
#james5buceng2