Kamis, 9 Maret
2017
[Est. 4:10a,10c-12,17-19; Mzm.
138:1-2a,2bc-3,7c-8; Mat. 7:7-12]
MEMINTA,
MENCARI DAN MENGETUK KASIH ALLAH
Masih cerita tentang toko buku. Suatu kali, ada
kesempatan mengunjungi toko buku di daerah Cibubur. Kebetulan buku-buku di
tempat itu bertema keagamaan, mulai dari kitab suci, teologi, gereja dan
buku-buku doa. Saya sempat bertanya kepada bagian kasir, “Kira-kira di sini
buku apa yang paling laris Mbak?” Dia jawab, “Di sini, buku yang paling laris
adalah buku-buku doa!” Wah, mendengarnya saya juga ikut senang, karena itu
berarti, banyak orang yang tertarik untuk menghayati hidup doa dalam
keseharian. Namun, dalam perjalanan pulang, saya jadi merenung bahwa di samping
banyak orang memiliki minat untuk berdoa, namun bisa jadi orang tidak lagi bisa
berdoa, maka perlu ‘belajar’ berdoa. Dan untuk itulah buku-buku doa menjadi
laris.
Dalam Injil hari ini, Yesus menunjukkan bahwa
doa adalah sebuah ungkapan isi hati dan kesediaan diri untuk terbuka kepada
Allah, bukan sekedar litani permohonan dan permintaan. Sesuatu yang kita minta
bisa jadi baik, namun kebaikan itu adalah ukuran dan penilaian seorang manusia,
sedangkan kriteria kebaikan yang dikehendaki Tuhan, terkadang tidak sesuai
dengan keinginan kita. Ketidaksesuaian ini yang membuat kita mulai menyangkal
kasih dan kehadiranNya. Dan di saat-saat seperti ini, manusia jadi ‘malas’ bahkan
tidak mau berdoa. Maka, Yesus mengajak kita untuk semakin terbuka dengan
rencana kasihNya dalam hidup kita, dan apa yang kita minta, kita cari dan kita
ketuk adalah kasih Allah kepada kita.
Selamat pagi, selamat meminta, mencari dan
mengetuk kasih Allah bagi hidup kita. GBU.
#james5buceng2