Minggu, 19 Maret 2017
[Kel. 17:3-7; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; Rm. 5:1-2,5-8; Yoh. 4:5-42]
TIDAK TAKUT MEWARTAKAN KRISTUS
Dalam setiap Perayaan Ekaristi keluarga Paguyuban
Lingkaran Sahabat (Palingsah), ada satu bagian sebelum Ekaristi dimulai yang
disebut dengan saat teduh. Saat teduh biasanya diisi dengan sharing dari
teman-teman, biasanya sharing tentang keluarga dan pekerjaan. Namun, ternyata
ketika harus menentukan siapa yang memberikan atau menyampaikan saat teduh ini,
kenyataanya tidak mudah, karena banyak teman merasa sudah pernah diberi
kesempatan atau merasa bahwa pengalaman hidupnya kurang baik kalau harus
dikisahkan kepada orang-orang lain yang mendengarkan. Ada perasaan takut, atau
ada perasaan tidak pantas, padahal kita selalu mengaku menjadi umat kristiani.
Dalam kisah Injil hari ini, dikisahkan bahwa orang
yang bersaksi tentang Kristus pertama kali bukanlah Paulus atau Petrus, atau
murid-murid yang lain, naun justru wanita Samaria, yang bertemu Yesus di sumur
Yakub. Mungkin, dalam perkara ketidakpantasan, kita bisa bercermin dari wanita
Samaria, yang di mata lingkungan sosialnya, wanita ini sama sekali tidak
terpandang karena latar belakang budaya dan moral. Namun, dia bersaksi tentang
Kristus, karena merasa mendapat rahmat yang besar dari Tuhan. Maka, bersaksi
tentang Kristus bukan perkara pantas dan tidak pantas, namun bersedia atau
tidak bersedia. Meski kadang kesaksian kita tidak diperhitungkan, namun pasti
ada orang yang mendengarkan dan menerima kehadiran Kristus lewat kesaksian yang
kita sampaikan. Mari menjadi saksi Kristus!
Selamat pagi, selamat mewartakan Kristus. GBU
#james5buceng2