Rabu, 15 Maret 2017
[Yer. 18:18-20;
Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28]
SEMANGAT PELAYANAN MENGGERAKKAN KEHIDUPAN
Saya masih ingat ketika live in di rumah salah satu
keluarga di Paroki Sumber. Tempat di pedesaan yang asri, pemandangan masih
alami dan udara yang segar, membuat saya merasa betah di rumah keluarga
tersebut. Namun, yang membuat saya terkesan adalah ketika keluarga tersebut
mempersiapkan segalanya untuk menyambut ‘tamu’-nya. Semua disiapkan sendiri:
kamar, tempat tidur, termasuk ketika saatnya makan. Sang isteri memasak sendiri
dan suaminya mempersiapkan semua kelengkapan. Pun termasuk ketika malam harinya,
ada pertemuan dengan umat lingkungan di rumah keluarga yang saya tempati,
pasangan suami-istri ini yang mengerjakan semuanya. Memang, mereka tidak punya
pelayan di rumah, maka semua dikerjakan dan dilayani oleh empunya rumah.
Melayani sesama, menjadi semangat yang hendak dibagikan kepada orang-orang
lain. Pelayanan yang mereka lakukan membuat orang lain menjadi terkesan dan
tentu saja, menjadi teladan untuk melakukan hal yang sama.
Yesus dalam bacaan Injil hari ini juga menegaskan
sesuatu yang penting, yaitu kesediaan untuk saling melayani. Yesus berkata
bahwa: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kami, hendaklah ia menjadi
pelayanmu.” Semangat pelayanan bukan hanya sekedar tindakan tapi juga mengarah
kepada sebuah keteladanan. Zaman ini, seorang pemimpin lebih dikenal sebagai
pemegang tampuk kekuasaan, dibandingkan dikenal sebagai pelayan, maka dari itu
timbullah krisis keteladanan, karena semua orang ingin dilayani, bukan hendak
melayani. Maka, kita juga perlu mendukung dan mensupport, para pemimpin yang
sungguh mengedepankan semangat untuk melayani bawahan atau rakyat, bukan justru
ingin dimanja dan dilayani. Semangat pelayanan merupakan ‘motor’ yang sanggup
menggerakkan pernak-pernik kehidupan. Maka, siapa yang bersedia melayani, pun
dapat memberi sebuah kehidupan.
Selamat pagi, selamat melayani. GBU.
#james5buceng2