Sabtu, 1 April 2017
[Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53]
IMAN AKAN KRISTUS YANG
HIDUP
Kalau membaca bacaan Injil hari ini, spontan
ingatan saya meloncat kembali ke suasana kuliah Kristologi Kontekstual. Kuliah
ini hendak merefleksikan tentang siapa Kristus, dalam berbagai macam konteks
dan latar belakang, misalnya dari berbagai macam budaya (Toraja, Sumba, Flores,
Jawa) dan realitas sosial (media sosial, korupsi, kaum muda, narkoba,
intoleransi, kemiskinan, AIDS, feminisme, pengungsi). Saya dan beberapa teman,
memperoleh ‘bagian’ untuk merefleksikan Kristus dari sudut pandang gerakan dan
pegiat feminisme, dalam ranah ketidakadilan gender. Prosesnya sebenarnya
sederhana, yaitu mengadakan wawancara dengan beberapa orang, dan mencoba menarik
kesimpulan, dan diakhiri dengan refleksi tentang siapa Kristus menurut mereka. Dalam
refleksi pegiat feminisme, Kristus bagi mereka adalah seorang pembebas, yang
memperjuangkan kebebasan sejati, karena kita tahu sendiri bahwa ketidakadilan
gender membuat perempuan kehilangan hak dan kewajiban terhadap laki-laki. Maka,
para pegiat feminisme memperoleh kekuatan bahwa Kristus adalah sosok pembebas,
yang memberi kelegaan dan pengayoman seperti seorang sahabat. Bagi pegiat
feminis, Kristus adalah sosok laki-laki baru, yang menempatkan keadilan hak dan
kewajiban perempuan dan laki-laki di tempat yang sama. Inilah refleksi tentang
Kristus, yang berasal dari konteks dan latar belakang yang berbeda-beda.
Pun hari ini, kisah dalam Injil mengkisahkan
tentang orang-orang yang mempertanyakan identitas Yesus. Banyak orang yang
merasa bingung tentang siapakah Yesus di mata mereka. Ya, mereka datang dari
berbagai macam konteks dan latar belakang, sehingga pengenalan mereka akan sosok
Kristus ini juga berbeda-beda. Namun, Kristus kemarin dan hari ini adalah sama.
Kristus mempunyai segala cara untuk masuk dalam konteks budaya dan realita,
berganti-ganti dan berubah-ubah. Maka, dalam kehidupan kita sekarang, kita pun
dianugerahi kemampuan untuk beriman dan merefleksikan kehadiran Kristus, dalam
segala latar belakang konteks kehidupan kita masing-masing, sehingga iman akan
Kristus tidak berhenti dan mati, namun senantiasa hidup dan berkembang.
Selamat pagi, selamat beriman kepada Kristus
yang hidup. GBU.
#james5buceng2