Kamis, 20 April 2017
[Kis. 3:11-26; Mzm. 8:2a,5,6-7,8-9; Luk. 24:35-48]
MURID KRISTUS SEBAGAI
PEMBAWA PESAN KEDAMAIAN
Sehari kemarin, ibukota menggelar pilkada
putaran kedua, dan hasilnya sudah diketahui, dan tentu saja, ada yang sukacita,
ada juga yang kecewa. Itu biasa dalam pilkada seperti ini. Namun, pada
dasarnya, dambaan setiap orang adalah sama, yaitu bahwa siapapun yang terpilih
menjadi pemimpin, tentu akan menjalankan amanat rakyat dengan sebaik-baiknya,
karena seorang pemimpin adalah pelayan rakyat. Namun, yang tidak kalah penting,
tentu saja adalah terwujudnya situasi damai, dibandingkan situasi selama
sebelum pilkada yang cenderung mencekam, hati yang gelisah, pertikaian serta
perselisihan; yang mau tidak mau akan menghadirkan ketakutan, dan
ketidaktenangan bagi warga ibukota (dan sekitarnya). Maka, kedamaian menjadi
sesuatu yang diidam-idamkan oleh setiap warga ibukota, tidak penting siapa pun
pemimpinnya.
Seperti Yesus yang mengajarkan kepada kita bahwa
kedamaian adalah suatu yang teramat penting, sehingga tidak cukup dimohonkan
saja melainkan diwujudkan secara konkret dalam kehidupan. Yesus datang dan
menampakkan diri dengan salam damai kepada para muridNya. Murid-murid Yesus
masih diliputi situasi takut dan mencekam selepas kematian Guru-nya. Namun,
kehadiran Yesus mau mengajak para murid untuk senantiasa terbuka dan percaya
kepadaNya. Dalam hidup kita, kedamaian sulit diwujudkan karena manusia lebih
suka berprasangka negatif terhadap orang atau keadaan tertentu. Namun situasi
damai selalu bisa diwujudkan, dan ini menjadi salah satu tugas murid-murid
Kristus jaman ini. Damai sejahtera adalah pesan Paskah yang konkret yang harus
kita teruskan kepada semakin banyak orang.
Selamat pagi, selamat meneruskan pesan kedamaian
kepada semua orang. GBU.
#james5buceng2