Minggu, 23 April 2017
HARI MINGGU PASKAH II
Hari Minggu Kerahiman Ilahi
[Kis. 2:42-47; Mzm. 118:2-4,13-15,22-24; 1Ptr. 1:3-9; Yoh. 20:19-31]
KRISTUS TETAP HADIR DALAM
KETERBUKAAN HATI DAN KEDALAMAN IMAN
Kualitas seseorang baru terbukti ketika kita
sudah melihat kemampuannya secara langsung, bukan dari cerita, bukan dari
berita. Seorang dokter, akan diakui sebagai dokter yang handal, ketika
berpengalaman untuk mendiagnosa penyakit atau melakukan tindakan-tindakan medis
untuk menyembuhkan orang. Seorang penyanyi, akan diakui sebagai penyanyi hebat,
kalau dia bernyanyi secara baik dan dikagumi oleh banyak orang. Seorang
karyawan kantor, akan diberi kepercayaan oleh atasan, ketika mampu mengerjakan
segala pekerjaan sesuai target yang dicanangkan dan dengan etos kerja yang
mumpuni. Seorang pemimpin negara juga baru mendapat respek dari masyarakat,
ketika telah memiliki pengalaman untuk memimpin negara diserta kemampuan untuk
semakin memajukan dan mengembangkan negara tersebut. Dalam hal ini, orang baru
percaya setelah melihat. Namun, kita harus sadar bahwa tidak semua hal bisa
diselesaikan dengan pandangan semacam ini. Kalau kita berbicara tentang kehidupan
beriman, tidak sedikit orang yang juga berlaku demikian, meminta bukti atau
tanda baru percaya. Kalau tidak terteguhkan dengan bukti dan fakta yang kuat
serta masuk akal, maka iman bisa dinomorsekiankan, karena semua semata-mata
tergantung dari apa yang tampak dan kelihatan.
Dalam Injil hari ini, kita mendengarkan kisah
tentang Thomas yang tidak mudah percaya, hanya karena tidak melihat dulu bukti
fisik dan masuk akal dari kebangkitan Kristus. Sikap Thomas ini sebenarnya
menandakan sikap seorang murid yang tidak memiliki harapan, pasca wafat dan
kebangkitan Kristus, karena yang diingat Thomas adalah melulu sisi penderitaan
bukan sisi kebangkitan Tuhan yang mulia. Maka, ia tidak percaya bahwa di
hadapannya adalah Kristus yang bangkit. Selain itu, Thomas tampaknya terlalu
mengandalkan diri sendiri, dan bukan mengandalkan Kristus sendiri. Ia lebih
mengandalkan matanya dan tidak membuka hati terhadap kebangkitan dan kehadiran
Kristus. Rasio dan pengalamannya saja yang ia gunakan, dan bukan imannya kepada
Kristus. Dan, bukankah banyak pula dari kita yang menjadi seperti Thomas, yang
tidak punya pengharapan dalam kesesakan, dan senantiasa berpusat pada diri
sendiri, sehingga kehadiran Kristus pun dihiraukan dan diabaikan. Maka,
berbahagialah orang yang tidak melihat namun tetap percaya. Kristus bisa jadi
tak kelihatan dalam pandangan, namun tetap hadir dalam keterbukaan hati dan
kedalaman iman.
Selamat pagi, selamat berhari Minggu. Mari kita
membuka hati dan memperdalam iman. GBU.
#james5buceng2