Minggu, 9
April 2017
HARI MINGGU
PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN
[Mat. 21:1-11. Yes. 50:4-7; Mzm.
22:8-9,17-18a,19-20,23-24; Flp. 2:6-11; Mat. 26:14-27:66]
PIKIRAN, MULUT DAN BADAN YANG TERARAH PADA
TUHAN
Namanya juga Minggu Palma, maka yang khas dari Hari Raya ini adalah daun
palma, entah yang dibawa umat atau sebagai hiasan di gereja. Palma sendiri
merupakan simbol kemenangan, karena daunnya yang hijau melambangkan musim semi,
sebagai warna yang mengatasi dinginnya musim salju. Simbol kemenangan kehidupan
atas kematian. Nah, cerita tentang daun palma dan kemenangan menjadi penanda
kisah Yesus, yang memasuki kota Yerusalem, yang diawali dengan penyambutan, bak
pahlawan yang pulang dari sebuah kemenangan, padahal kita tahu sendiri bahwa Yesus
akan ‘menyongsong’ penderitaan di salib dan wafat penuh kehinaan. Dalam kisah
keseluruhan, ada kontradiksi atau pertentangan yang sedang terjadi. Di satu
sisi, ada puji-pujian dan pekik kemenangan, namun pada akhirnya ada penghinaan
dan penderitaan. Banyak orang yang mengelukan Yesus sebagai Raja, namun mereka
juga yang meneriakkan, “Salibkan Dia!” Mereka yang menghamparkan pakaiannya
untuk menjadi alas jalan ketika Yesus memasuki Yerusalem, mereka juga lah yang
melucuti pakaian Yesus menjelang di salib. Dan mereka yang membawa Yesus naik
ke atas keledai, mereka jugalah yang menaikkan Yesus ke salib. Dari mulut yang
sama, terucap kata-kata yang mengandung pertentangan. Dari kaki dan tangan yang
sama, tercipta tindakan-tindakan yang menghadirkan pertentangan. Dari diri yang
sama, tercipta perbuatan yang berbeda hasil: memuji Allah dan sekaligus
menghujat Allah. Lalu kita bisa merenungkan apa? Kehidupan kita pun
jangan-jangan demikian. Di satu sisi kita rajin berdoa, namun dalam tindakan
nyata, kita melakukan banyak hal yang tidak sesuai dengan doa-doa kita. Tuhan
memberi anugerah pikiran, mulut dan badan untuk memikirkan, mengatakan dan
melakukan sesuatu yang baik, yaitu memuliakan nama Allah, namun kadang dari
pikiran, mulut dan badan yang sama, kita melakukan tindakan yang menghujat nama
Allah, karena kita melakukan tindakan-tindakan dosa. Di awal pekan suci ini,
sembari merenungkan kisah sengsara Kristus, yang dalam kesempatan Minggu Palma
ini akan dibacakan secara lengkap dalam ‘passio’, kita hendak merenungkan
disposisi hati kita selama ini: apakah pikiran, mulut dan badan kita lebih
banyak digunakan untuk memuliakan nama Allah atau lebih banyak untuk menghujat
nama Allah? Bersama Kristus yang berjalan memasuki kota Yerusalem, mari kita
songsong pekan suci ini dengan senantiasa berpikir sederhana, berkata jujur dan
tulus serta bertindak dengan mengutamakan kasih di atas segala-galanya.
Selamat pagi, selamat memasuki pekan suci dengan pikiran, mulut dan
badan yang terarah pada Tuhan. GBU.
#james5buceng2