Rabu, 12 April 2017
[Yes. 50:4-9a; Mzm. 69:8-10,21bcd-22,31,33-34; Mat. 26:14-25]
TUGAS MURID ADALAH MENDENGARKAN
Kalau anda memiliki grup whatsapp teman-teman
SD, SMP atau SMA, salah satu yang paling sering dibicarakan adalah soal reuni
atau bertemu kembali. Selain temu kangen, hal yang paling sering dilakukan
adalah menceritakan kembali kisah-kisah masa lalu yang berkesan, tentang
peristiwa, pengalaman atau tentang seseorang. Namun, sangat jarang yang
berkisah tentang nilai-nilai atau keutamaan di masa lalu, yang dibahas kembali
dan diingat lagi. Salah satu keutamaan dan bahkan tugas menjadi seorang murid
adalah mendengarkan. Ya mendengarkan. Mendengarkan berarti menerima ucapan
pengajaran guru, kemudian diindra lewat pendengaran dan dimasukkan ke dalam
pikiran, serta di sana akan diproses lanjut: informasi yang masuk akan disimpan
atau dibuang saja. Nah, ujung dari semua ini adalah dari mendengarkan.
Demikian juga Yesus sebagai guru dan para murid
yang mendengarkan. Pendengar kisah Yesus adalah orang dengan berbagai macam
latar belakang, sehingga kemampuan mendengarkan masing-masing pun berbeda. Ada
yang cepat, ada yang lambat. Ada yang benar, ada yang salah. Yudas Iskariot
adalah murid yang dari sekian murid Yesus yang masih belum percaya dan yakin
dengan ajaran Yesus, yang membuatnya mudah untuk dihasut untuk menyerahkan
Yesus kepada imam-imam kepala. Yudas tidak mempercayai ajaran-ajaran yang dia
dengar dari Yesus, sehingga itulah yang menyebabkannya menjadi mudah goyah.
Informasi yang diterima tidak diproses dengan baik sehingga berubah menjadi
bentuk-bentuk kepercayaan yang menyesatkan. Semoga belajar dari
ketidakmudahpercayaan seorang Yudas, kita pun ingin mendengarkan setiap
kehendak Allah dalam hidup sehari-hari sehingga kita tidak tersesat, dan turut
menjadi anggota ‘penggadai’ atau ‘penjual’ Tuhan.
Selamat pagi, selamat belajar mendengarkan
kehendak Allah dalam kehidupan. GBU.
#james5buceng2