Rabu, 19 April 2017
[Kis. 3:1-10; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk. 24:13-35]
MENAJAMKAN INDRA ROHANI UNTUK MENGENAL KEHADIRAN
KRISTUS
Kalau mendengar kisah bacaan Injil hari ini,
spontan saya lalu justru ingat tentang Perayaan Ekaristi. Semenjak masuk ke
seminari, sampai hari ini, hal yang hampir selalu dijalankan setiap hari adalah
mengikuti Perayaan Ekaristi. Saya sendiri pernah merefleksikan bahwa Ekaristi
adalah perjumpaan terdekat antara manusia dan Kristus. Perjumpaan itu bisa
bermacam-macam rasa. Ada perjumpaan yang biasa-biasa saja, dan ada perjumpaan
yang berkualitas. Berkualitas karena ada timbal balik di antara dua pribadi
yang berjumpa. Maka, dulu kami diajari untuk senantiasa mempersiapkan diri
sebelum Perayaan Ekaristi sehingga, kesempatan perjumpaan dengan Kristus, sungguh
menjadi perjumpaan yang berkualitas, bukan malah tidur atau terkantuk-kantuk
karena mimpi semalam yang belum tuntas.
Dalam perjalanan dua murid ke Emaus, mereka juga
mengalami perjumpaan dengan Yesus. Namun, kedua murid itu baru sadar bahwa yang
mereka jumpai adalah Yesus ketika Yesus mengangkat roti, mengucap berkat,
memecah-mecahkan dan memberikan kepada mereka. Padahal sepanjang jalan kedua
murid itu berbincang-bincang bermacam hal dengan Yesus. Dari situ kita bisa
bertanya dalam diri, ketika kita mendengarkan Sabda Allah dan menerima Sakramen
Ekaristi, apakah kita juga sungguh merasakan kehadiran Kristus, sampai
mengalami sukacita dan kebahagiaan yang berkobar. Jika tidak, jangan-jangan
mata batin indra rohani kita masih tertutup, karena kini Kristus hanya bisa
diindra dengan indra rohani, bukan lagi dengan indra jasmani. Semoga kita
senantiasa dimampukan untuk semakin mempertajam indra rohani, sampai bisa
merasakan hati yang berkobar setiap kali menerima kehadiran Kristus.
Selamat pagi, selamat menajamkan indra rohani
untuk mengenal kehadiran Kristus. GBU.
#james5buceng2