Selasa, 11 April 2017
[Yes. 49:1-6; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17; Yoh. 13:21-33,36-38]
MENCINTAI DENGAN TULUS MESKI BERTEPUK SEBELAH
TANGAN
Namanya juga cinta, maka segala hal akan
dilakukan demi orang yang dicintai. Melanjutkan kisah kemarin, hari ini kita
akan melihat bahwa betapa sakit dan pedihnya ketika cinta dikhianati. Namun,
tidak demikian dengan Yesus yang tetap ingin mengasihi meski dikhianati. Kisah
dimulai ketika Yesus dan para muridNya sedang mengadakan perjamuan. Dalam
perjamuan itu, tak ada seorang pun yang tahu apalagi sadar, bahwa salah satu di
antara mereka akan menjadi pengkhianat dan menyerahkan Yesus. Yesus mengatakan
sendiri dengan ‘kode’: ‘orang yang akan menerima cawan setelahku’, dan Yudas
yang berada persis di sampingnya, tidak mau menerima roti dalam cawan itu dan
justru pergi, seperti orang kerasukan setan. Pemberian Yesus ini bisa diartikan
sebagai sebuah perhatian dan kasih yang barangkali bisa ‘menyentuh’ hati Yudas,
supaya dia bisa menyesal meski sebelumnya telah memiliki niat-niat jahat. Namun,
apa yang dilakukan Yesus tidaklah berarti apa-apa bagi perubahan hati Yudas.
Memang urusan mencintai adalah urusan hati. Yesus telah mencintai dengan tulus
hati, bahkan ketika sudah tahu bahwa akan dikhianati pun, Yesus tetap memberi
perhatian dan kasih yang tulus kepada Yudas.
Kalau merenungkan bacaan di atas, kita bisa
merenungkan bahwa mencintai Yesus juga butuh perjuangan. Kita bisa saja
mencintai Yesus dengan sangat antusias dan bersemangat, tetapi bisa juga
tiba-tiba menjadi Petrus yang berapi-api menyatakan janji kesetiaan terhadap
Yesus, namun ketika dihimpit situasi sulit dan terdesak, Petrus bahkan berani
mengatakan bahwa dia tidak mengenal Yesus. Namun, bisa juga kita menjadi sosok
Yudas, yang terang-terangan menolak kasih Yesus, dan mengkhianati kasihNya.
Karakter ini, semua ada dalam diri kita dan kadang kita sendiri tidak sadar
bahwa telah melakukannya termasuk mengkhianati cinta Kristus. Maka, kita mohon
rahmat supaya kita senantiasa memiliki kemampuan untuk mencintai dengan tulus
seperti Kristus, cinta yang tak berkesudahan meski kadang bertepuk sebelah
tangan.
Selamat pagi, selamat mencintai meski bertepuk
sebelah tangan. GBU.
#james5buceng2