Jumat, 26 Mei 2017
[Kis. 18:9-18; Mzm.
47:2-3,4-5,6-7; Yoh. 16:20-23a]
MENATAP MASA DEPAN BERSAMA YESUS YANG
ADA DI DALAM HATI
Saya lahir dan
menghabiskan sebagian masa kecil saya di sudut kota Muntilan. Masa kecil, bisa
jadi adalah masa yang membahagiakan, sehingga orang mudah sekali mengingatnya
kembali ketika sudah menjadi dewasa. Ketika saya pindah rumah mengikuti orang
tua, dan sekarang tinggal di asrama, kerinduan akan masa kecil dan tempat
tinggal saya dulu di Muntilan, kadang-kadang menyeruak begitu saja tanpa
alasan. Ya, setiap orang selalu punya alasan untuk pergi meninggalkan sesuatu
atau seseorang atau sebuah komunitas. Kepergiannya pun kadang demi sesuatu yang
baik, atau demi sebuah tujuan yang mulia. Namun, kerinduan untuk kembali ke sebuah
masa atau ke sebuah tempat dimana dulu kita pernah tinggal, selalu menjadi
sesuatu yang sangat membahagiakan, apalagi kalau hal ini bisa diulang dan
diwujudkan kembali.
Dalam bacaan Injil hari
ini Yesus berkata: “Kamu akan menangis karena kepergianKu, tapi Aku pergi
kepada Bapa, dan apa pun yang kamu minta kepada Bapa dalam NamaKu, akan
diberikan kepadamu.” Kerinduan akan kenangan masa lalu yang indah, kadang
membuat kita sedih dan menangis, namun harapan yang baik di hari ini, tetaplah
sesuatu yang harus kita jaga dan perjuangkan. Ada sejuta alasan untuk bersedih,
namun Yesus adalah satu-satunya alasan bagi kita untuk senantiasa bersukacita.
Pengalaman yang telah berlalu adalah tonggak hidup pada masa kini, dan Yesus
juga meneguhkan bahwa kesedihan di masa lalu, tidak membuat jalan keselamatan
itu tertutup, karena Yesus tidak pernah berada sedemikian jauh dengan kita. Dia
ada di hati kita, kalau kita sungguh mau merasakan kehadiranNya.
Selamat pagi, selamat
menatap perjalanan di masa depan, karena Yesus senantiasa bersama kita. GBU.
#james5buceng2