Sabtu, 27 Mei 2017
[Kis. 18:23-28; Mzm.
47:2-3,8-9,10; Yoh. 16:23b-28]
RASA PERCAYA YANG MENYELAMATKAN
Tidak mudah untuk
membangun rasa percaya kepada orang, apalagi orang yang baru dikenal. Contoh
sederhana, kalau anda sering naik KRL, di waktu sedang penuh dan sesaknya, maka
secara otomatis, perasaan yang dibangun adalah rasa curiga, terlebih pada
orang-orang yang persis berada di depan-belakang atau kanan-kiri kita. Perasaan
curiga ini timbul karena menganggap orang lain akan berbuat jahat kepada kita,
padahal tidak selalu begitu. Perasaan curiga yang berlebihan juga tidak baik,
karena menutup kemungkinan untuk melihat kebaikan dan sisi positif orang lain.
Kadang, di dalam kesesakan itu, kita membutuhkan bantuan orang lain untuk tukar
posisi, atau barangkali meminta bantuan untuk meletakkan tas di atas tempat
duduk. Dan itu takkan terjadi kalau rasa curiga yang mendominasi. Maka,
membangun rasa percaya itu dibutuhkan, supaya aura positif dan kebaikan dari
sekitar kita, bisa terpancar mengenai hati kita.
Dalam Injil hari ini,
Yesus mengundang kita untuk percaya kepadaNya, karena kasih dimulai pula dari
rasa percaya. Yesus mengajak kita untuk sekaligus menggunakan kasih dan rasa
percaya, untuk membangun relasi yang mendalam denganNya, sekaligus dengan
sesama manusia. Ketika kita berjumpa dengan orang yang belum dikenal, dan kita
bisa membangun rasa percaya kepadanya, maka kasih akan terpancar dengan
indahnya. Apalagi, kalau kita bisa membangun rasa percaya kepadaNya, yang bukan
hanya kita kenal sangat baik, namun lebih dulu mengenal kita, sebelum kita
mulai mengenalNya, tentu bukan hanya kasih yang terjadi, tapi sungguh sebuah
keselamatan yang bisa diwujudkan. Mari, kita bangun sikap percaya kepadaNya,
karena tanpaNya, kita ini bukan siapa-siapa!
Selamat pagi, selamat
membangun sikap percaya kepadaNya. GBU.
#james5buceng2