Selasa, 16 Mei 2017
[Kis. 14:19-28; Mzm. 145:10-11,12-13ab,21; Yoh. 14:27-31a]
AGEN KEDAMAIAN BERCITARASA SURGAWI
Kalau kita perhatikan,
dalam doa-doa permohonan atau doa umat dalam Misa Hari Minggu, salah satu doa
yang dimohonkan adalah doa mohon kedamaian bagi situasi masyarakat atau negara.
Hidup yang damai adalah kerinduan setiap orang, karena dengan situasi damai
ini, lalu setiap tugas dan pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, tanpa
dihantui rasa takut yang kadang membuat gelisah. Apalagi, dalam situasi yang
serba carut-marut tak karuan, doa mohon kedamaian menjadi sesuatu yang amat
didambakan setiap orang, seperti bagi negara kita hari-hari ini. Namun, perlu
diingat, bahwa kedamaian yang dimaksud adalah kedamaian bagi semua orang, bukan
sekedar kedamaian bagi diri sendiri atau bagi kelompok tertentu saja, karena
kedamaian bagi diri sendiri atau kelompok tertentu, bisa juga menjadi ancaman
bagi orang atau kelompok lain. Maka, yang utama adalah kedamaian untuk bersama.
Dalam bacaan Injil hari
ini, Yesus bersabda: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu
Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh
dunia kepadamu.” Rasa damai yang ditawarkan oleh Yesus adalah rasa damai dari
surgawi, rasa damai karena penyelenggaraan ilahi, rasa damai yang meliputi
semua orang tanpa terkecuali. Dan inilah dambaan setiap orang. Yang masih
terjadi sekarang adalah rasa damai duniawi, dimana rasa damai hanya dirasakan
oleh orang atau kelompok tertentu saja, sedangkan di lain sisi, banyak orang
yang justru merasa hidupnya terancam dan terhina. Semoga, kita pun menjadi agen
kedamaian ‘bercitarasa’ surgawi, sehingga rasa aman dan tenang ini tidak hanya
menjadi miliki diri sendiri, tapi menjadi milik setiap orang yang kita jumpai.
Selamat pagi, selamat menjadi agen
kedamaian bercitarasa surgawi. GBU.
#james5buceng2