Selasa, 9 Mei 2017
[Kis. 11:19-26; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7; Yoh. 10:22-30]
BERIMAN KEPADA KRISTUS DALAM KESEDERHANAAN DAN KERENDAHAN HATI
Saya memiliki belasan
rosario, namun dari belasan itu, ada dua buah rosario yang paling sering saya
gunakan. Satu karena dulu adalah kenang-kenangan waktu komuni pertama, dan satu
karena pemberian dari salah pembimbing waktu seminari. Saking sering digunakan,
dan salah satunya selalu ada di kantong celana saya, bentuknya sudah tidak
karuan, dan bahan kayunya tidak lagi mengkilap, lalu peliturnya sudah luntur.
Mengapa saya tetap menggunakan rosario itu, meski sudah jelek, ya karena saya
merasa nyaman saja, dan saya kira, kualitas doa itu tidak tergantung dari bagus
dan tidak, mahal dan murahnya rosario, tapi karena niat dan ketulusan dari
berdoa itu sendiri. Kadang, kita sering bangga kalau memiliki benda-benda
rohani yang bagus dan mahal, namun hidup beriman tidak pernah diukur dari
benda-benda rohani yang mahal, namun selalu dinilai dari niat dan ketulusan,
meski kadang iman kita ini sungguh terlalu kecil dan sederhana.
Dalam Injil hari ini,
Yesus mengajak kita untuk tidak sekedar merasa bangga dengan status sebagai
murid Kristus, namun juga harus siap menanggung resiko beriman. Beriman butuh
perjuangan bahkan banyak pengorbanan. Bangga itu baik, karena dengan demikian
kita terbuka pada segala kebaikan Kristus, namun berusaha untuk menyerupai
Kristus, dengan memikul salib dan mengikutiNya dalam segala dinamika hidup
sehari-hari, adalah hal yang terpenting. Kadang kita juga merasa lemah dan
kecil hati dengan segala kesulitan hidup, namun di posisi inilah, kita diajak
untuk tetap menjadi orang yang rendah hati dan sederhana, serta tetap setiap
pada Kristus, meski kita ini lemah dan rapuh.
Selamat pagi, selamat
mengimani Kristus dalam segala kesederhanaan dan kerendahan hati. GBU.
#james5buceng2