Minggu, 4 Juni 2017
HARI RAYA PENTAKOSTA
[Kis. 2:1-11; Mzm. 104:1ab,24ac,29bc-30,31,34; 1Kor.
12:3b-7,12-13; Yoh. 20:19-23]
MEMPERSIAPKAN HATI UNTUK MENERIMA CURAHAN ROH KUDUS
Selama sembilan hari novena Roh
Kudus, beberapa gereja mengadakan misa harian pada sore hari. Dan, bisa
dibilang, kehadiran umat dalam misa sekaligus novena Roh Kudus, menjadi lebih
banyak dari biasanya. Dari situ, sebenarnya gambaran Roh Kudus sebagai sumber
semangat, sudah tampak tanpa harus menunggu Hari Raya Pentakosta. Roh Kudus
sering digambarkan sebagai (lidah-lidah) api. Api sendiri dalam kehidupan
manusia, adalah sesuatu yang sedemikian dekat dengan kehidupan. Beberapa
peristiwa kehidupan, digambarkan dengan api. Anda yang pernah merasakan jatuh
cinta, tentu mengenal penggambaran ‘api asmara’, yang panas dan menggelora.
Kalau anda ibu rumah tangga, api adalah faktor penting untuk menyelesaikan
tugas masak-memasak, karena tanpa api yang berkobar, pembuatan makanan tidak
akan terselesaikan. Dan, bagi orang-orang yang bekerja di bidang kerajinan
logam, api adalah hal yang utama untuk memurnikan logam tersebut dari
campuran-campuran yang tidak berguna. Dari beberapa kegunaan tersebut, kita tak
perlu banyak menerka-nerka lagi, mengapa Roh Kudus diidentikan dengan nyala
atau kobar api. Roh Kudus mampu mengobarkan, menyelesaikan pekerjaan dan
memurnikan.
Kalau umat yang setiap hari ke Gereja
dan mendoakan novena Roh Kudus, pertama-tama hendak mempersiapkan hati untuk
turunnya Roh Kudus yang dicurahkan di Hari Raya Pentakosta. Peristiwa turunnya
Roh Kudus, bukan sebuah peristiwa tunggal, yang tidak ada hubungannya dengan
peristiwa-peristiwa sebelumnya yang dialami oleh para murid. Peristiwa
kebangkitan, menjadi saat bagi para murid untuk mempercayai bahwa Yesus
benar-benar hidup. Peristiwa kenaikan Tuhan, menjadi saat bagi para murid untuk
menerima penugasan dan penerusan akan karya Tuhan dalam waktu-waktu
selanjutnya. Dan hari ini, dalam peristiwa Pentakosta, para murid menerima
curahan Roh Kudus, yang akan menerangi dan mengkuduskan Gereja sepanjang masa. Curahan
Roh Kudus memberikan pengertian akan segala ajaran Yesus, dan mengobarkan kasih
para murid untuk menjadi saksi-saksi-Nya ke seluruh dunia.
Pada akhirnya, kalau api yang membara
itu mampu membuat logam yang terbakar itu menjadi semakin murni dan mengkilap,
Roh Kudus pun bersifat memurnikan. Maka, harapannya adalah bahwa orang yang
dipenuhi dengan Roh Kudus, semakin dapat memurnikan hati, peka terhadap
perbuatan-perbuatan dosa dan semakin memiliki kemampuan untuk menghindarinya.
Namun, kerapkali, betapa pun usaha kita, kita pun bisa jatuh dalam kesahan dan
dosa yang sama, tidak hanya sekali namun berkali-kali. Sembari memadahkan: _“Ya Roh Kudus, datanglah, dari surga,
sinarkan pancaran cahayaMu. Kau penghibur ulungku, Kau sahabat jiwaku,
penyejukku yang lembut. O cahaya yang cerah, datang dan penuhilah hati kaum
beriman. Yang cemar bersihkanlah, yang kersang siramilah, yang terluka
pulihkanlah. Limpahilah umatMu yang percaya padaMu: sapta karuniaMu…..Suluh
hati, datanglah, Bapa kaum yang lemah, pemberi anugerah. Kau segarkan yang
lelah, Kau tenangkan yang resah, Kau melipurkan yang sendu. Tanpa kekuasaanMu,
hampa daya umatMu, hanya noda adanya. Yang keras, lunakkanlah. Yang beku,
cairkanlah. Yang sesat, arahkanlah. Dan curahkan anug’rah: akhir hidup bahagia,
sukacita tak henti”_, kita mohonkan supaya hati kita senantiasa dikobarkan
oleh api kasih Tuhan, sehingga mampu menjernihkan hati dan pandangan,
senantiasa mengusahakan kesatuan dan menghindari kesesatan. Roh Kudus akan datang,
meski hati kita kadang belum siap sepenuhnya.
Selamat pagi, selamat mempersiapkan
diri untuk menerima curahan Roh Kudus. GBU.