Minggu, 18 Juni 2017
HARI RAYA TUBUH DAN DARAH
KRISTUS
[Ul.
8:2-3,14b-16a; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; 1Kor. 10:16-17; Yoh. 6:51-58]
MERASAKAN KEHADIRAN KRISTUS DALAM
PERAYAAN EKARISTI
Sungguh-sungguh terjadi
bahwa di sebuah paroki, ketika hendak diadakan gladi resik penerimaan komuni pertama,
terjadi perdebatan seperti ini: sebaiknya ketika gladi resik ini, anak-anak
tetap memperagakan penerimaan komuni diserta menerima hosti yang belum
diberkati, atau hanya memperagakan penerimaan komuni saja? Orang yang berpendapat
bahwa cukup memperagakan penerimaan komuni saja, membayangkan bahwa anak-anak
akan merasa ‘surprise’, karena akan menerima (dan merasakan) komuni untuk
pertama kali. Namun yang berpendapat bahwa ‘latihan’ menerima komuni, harus
disertai dengan hosti sungguhan, meski belum diberkati, supaya anak-anak bisa
menerimanya dengan lancar, atau demi alasan praktis. Nah, kalau alasan bahwa
menerima komuni untuk pertama hanya sekedar ‘surprise’, maka kita perlu
hati-hati karena, nanti anak-anak akan ‘jatuh’ pada pemahaman bahwa Tubuh (dan
Darah) Kristus, hanyalah pada tataran bentuk dan rasa. Lalu apa gunanya
pelajaran selama berbulan-bulan jika pada akhirnya hanya diajari seperti ini? Maka,
alasan untuk tetap menggunakan hosti yang belum diberkati sebagai bagian dari
gladi resik, adalah mengandaikan bahwa anak-anak sungguh mengerti dan paham
tentang makna dan esensi dari Tubuh (dan Darah) Kristus yang mewujud dalam rupa
hosti dan anggur.
Hari ini, Gereja
merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Kalau minggu sebelumnya kita
merenungkan tentang Tritunggal Mahakudus, yang menjadi dasar iman kita,
sekaligus asal dan tujuan akhir hidup kita dalam Allah Tritunggal Mahakudus,
maka melalui Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, kita belajar tentang cara
memperoleh kehidupan kekal, yang mana kita akan tinggal bersama Allah. Yesus
sendiri bersabda: “Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai
hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab
dagingKu adalah benar-benar makanan dan darahKu adalah benar-benar minuman. Barangsiapa
makan dagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.”
Maka, melihat cerita di atas, jangan sampai kita ‘jatuh’ pada pemahaman bahwa
kehadiran Kristus hanya lewat bentuk dan kenampakan fisik saja, karena Kristus
ada dalam hati kita masing-masing. Maka, semoga kita senantiasa mengasah
kepekaan tentang kehadiran Kristus, salah satu caranya dengan setia mengikuti
Perayaan Ekaristi. Setiap hari, Kristus memberikan diriNya bagi Gereja, menjadi
santapan rohani bagi umatNya, sebagai sumber kekuatan dan pengharapan.
Selamat pagi, selamat
berhari Minggu, selamat merasakan kehadiran Kristus dalam Perayaan Ekaristi.
GBU.
#james5buceng2