Senin, 19 Juni 2017
[2Kor. 6:1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Mat. 5:38-42]
MEMUTUS ‘LINGKARAN SETAN’ KEJAHATAN
DENGAN SEBUAH PENGAMPUNAN
Suatu pagi, saya ingat
hari itu hari Senin, ketika di bagian belahan Jakarta manapun macet dan di
stasiun manapun penuh sesak orang. Maklum, awal pekan, biasanya dipenuhi orang
yang hendak menuju tempat kerja dan karya masing-masing. Ketika antri di depan
pintu kereta, awalnya saya sendirian, namun begitu kereta berhenti dan pintu
terbuka, tiba-tiba saja, ada orang yang entah datang dari mana, menyerobot
kesempatan saya untuk segera naik kereta. Saya pun berpindah pintu, dan
dasarnya memang sudah sesak, maka saya harus menunggu kereta berikutnya.
Mungkin saya berhak marah, namun orang yang menyerobot itu sudah berangkat dan
mungkin kami tidak akan pernah bertemu lagi. Namun, saya berusaha menenangkan
perasaan, dan berusaha tidak terpengaruh dengan suasana pagi yang tidak
menyenangkan itu: sudah penuh sesak, mengejar waktu, diserobot orang lagi. Saya
berusa tetap tenang, calm dan tidak mengumbar aura negatif.
Hari ini Yesus bersabda: “Janganlah
kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.” Maksudnya bahwa, Yesus tidak
membenarkan orang yang berbuat jahat, namun sekaligus tidak berkenan kepada
orang yang suka membalas kejahatan dengan kejahatan. Ketika kita menerima
perlakuan yang tidak adil dari orang lain, sebenarnya saat itulah kesempatan
untuk berbuat kebaikan, supaya orang lain pun mau berubah menjadi orang yang
baik pula. Semoga dalam hidup sehari-hari, kita menjadi orang yang pengampun,
meski kita diperlakukan dengan tidak adil dan semena-mena, karena dalam hal
ini, kasih akan terwujud, ketika kita ‘memutus’ lingkaran setan kejahatan
dengan sebuah pengampunan.
Selamat pagi, selamat
mengampuni sesama. GBU.
#james5buceng2