-- “KAWAN-KAWAN
SEPERJALANAN”--
Senin, 4 September 2017
[1Tes.
4:13-17a; Mzm. 96:1,3,4-5,11-12,13; Luk. 4:16-30]
KESELAMATAN BAGI SEMUA BANGSA
Semenjak berada di asrama,
kesempatan liburan yang paling banyak saya lewatkan adalah ketika lebaran. Bertemu
keluarga di kampung, yang biasanya terjadi setahun sekali, selain menjadi ajang
‘temu-kangen’ dan reuni, kadang-kadang menjadi ajang untuk ‘pamer’ kekayaan dan
kemampuan, setelah sekian lama merantau. Tak jarang, orang-orang yang mudik,
melakukan banyak hal untuk dianggap ‘mampu’ oleh saudara-saudara yang lain.
Namun, tak jarang, ada juga saudara yang mencibir, kalau melihat saudara yang
lain ternyata menjadi orang yang sukses dan terpandang, apalagi kalau pernah
tahu masa lalunya, yang mungkin berbanding terbalik dengan keadaannya sekarang.
Nah, kalau sudah seperti ini, lebaran yang pada awalnya adalah sebagai sarana
silaturahmi, justru menjadi tempat untuk mengumbar rasa iri, karena tidak
terima bahwa orang lain memang lebih baik dari kita dalam berbagai macam aspek
kehidupan.
Barangkali ini pula yang
dialami Yesus ketika merasakan suasana ‘kampung halaman’. Bahwa, sesuai dengan
kebiasaan, Yesus membaca Kitab Suci di Bait Allah, namun, setelah itu orang
yang hadir di situ, merasa ‘tidak terima’ bahwa Yesus mampu berkata-kata dengan
penuh hikmat. Salah satu rasa ‘tidak terima’ ini lahir dari pengetahuan mereka
akan latar belakang dan masa kecil Yesus, yang adalah anak Yusuf seorang tukang
kayu. Mereka tidak percaya bahwa seorang anak tukang kayu, mampu menyampaikan
kata-kata yang penuh hikmat. Yesus ditolak di kampung halamannya sendiri, namun
rencana keselamatan tidak bisa dihalangi oleh apapun. Bahkan dari peristiwa
itu, makin tegas bahwa keselamatan ditujukan bagi semua bangsa, tidak terbatas
bagi bangsa Yahudi semata. Siapa yang menerima kehadiran Sang Juru Selamat,
maka mereka lah yang akan diselamatkan. Dan kepada mereka yang percaya saja,
Yesus akan menggenapi keselamatan yang dijanjikan Allah kepada kita.
Selamat pagi, selamat
menerima kehadiran Allah meski kita lemah dan rapuh. GBU.
#jakal7#frdidik#20