
Belarasa tidak sama dengan empati atau altruisme, meskipun konsepnya saling terkait. Empati lebih umum merujuk pada kemampuan kita untuk mengambil perspektif dan merasakan emosi orang lain, belarasa adalah ketika perasaan dan pikiran itu termasuk keinginan untuk membantu. Sementara altruisme, pada gilirannya, adalah jenis, perilaku tanpa pamrih yang sering kali didorong oleh perasaan belarasa, meskipun orang dapat merasakan belarasa tanpa bertindak di atasnya, dan altruisme tidak selalu dimotivasi oleh belarasa.
Sementara orang-orang yang sinis menganggap belarasa sebagai sesuatu yang sensitif atau tidak rasional, para ilmuwan yang telah mulai memetakan dasar biologis dari belarasa menunjukkan tujuan evolusionernya yang dalam. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa ketika kita merasakan belarasa, detak jantung kita melambat, kita mengeluarkan "hormon ikatan" oksitosin, dan daerah otak yang terkait dengan empati, pengasuhan, dan perasaan senang menyala, yang sering mengakibatkan keinginan kita untuk mendekat dan merawat orang lain.