VATIKAN, KOMPAS — Lagu ”Tanah
Airku” yang diciptakan Ibu Sud dinyanyikan ratusan warga Indonesia yang
menghadiri upacara pengukuhan Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo
Hardjoatmodjo (69) sebagai Kardinal di Gereja Basilika St Petrus, Vatikan,
Sabtu (5/10/2019). Mgr Suharyo menjadi satu dari 13 kardinal baru yang
dipakaikan biretta merah oleh Paus Fransiskus.
Sebelum upacara yang dimulai
tepat pukul 16.00 waktu Vatikan atau pukul 21.00 WIB dibuka, umat diajak berdoa
rosario. Setelah itu, Paus Fransiskus masuk dari belakang dengan diiringi
dengan kidung ”Bunda Maria” (”Salve Regina”). Paus didahului oleh ke-13 calon
kardinal. Mgr Suharyo ada di urutan ketiga.
Mgr Suharyo juga menjadi yang
ketiga dari 13 kardinal baru yang secara berurutan diundang maju ke altar utama
Basilika St Petrus untuk menerima biretta dari Paus. Biretta adalah topi segi
empat dengan tiga atau empat garis tebal tinggi di atasnya. Para kardinal yang
baru saja dikukuhkan lalu menyalami semua kardinal yang hadir yang jumlahnya
sekitar 100 orang.
Upacara pemakaian biretta
diakhiri dengan doa di depan patung Bunda Maria. Bagi Gereja Katolik, Bunda
Maria adalah ibu yang senantiasa mengayomi, melindungi, dan yang setia
mendampingi. Kesetiaannya menjadi teladan bagi siapa pun, setiap warga gereja,
terutama bagi mereka yang secara khusus mendapat perutusan.

Perasaan haru, lega, dan sukacita
terus menyertai dalam acara resepsi yang dihadiri oleh masyarakat Indonesia.
Dialog
Suharyo adalah putra Indonesia
ketiga yang memperoleh gelar kardinal setelah almarhum Kardinal Justinus
Darmojuwono Pr, serta Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ. Tugas kardinal
adalah menyambung ”relasi-komunikasi” antara Paus dan gereja lokal. Tugas ini
menuntut kesetiaan dan ketaatan yang dilambangkan oleh jubah merah.
Dalam konteks Indonesia, tugas
Mgr Suharyo tidak hanya menjadi penyambung antara Takhta Suci dan umat Katolik
di Indonesia. Pengukuhan Mgr Suharyo juga memiliki pesan khas, yaitu dialog
dengan saudara-saudara Muslim dan pemeluk agama serta kepercayaan lainnya.
Dalam pesannya saat memimpin
upacara pengukuhan itu, Paus Fransiskus mengatakan, para kardinal baru harus
menunjukkan belas kasihan Allah kepada mereka yang menderita dan selalu setia
pada misi pelayanan.
Dengan tegas Paus mendesak para
kardinal untuk tenggelam dalam kasih Allah dan meneruskannya—terutama—bagi
mereka yang paling lemah dan terpinggirkan.
”Jika saya tidak merasakannya,
bagaimana saya bisa membagikannya, memberikan kesaksian untuk itu,
memberikannya kepada orang lain?” kata Paus.
Mgr Suharyo merasa, pesan bela
rasa atau compassion yang ditekankan oleh Paus Fransiskus sama persis dengan
yang kini sedang diupayakan Keuskupan Agung Jakarta. ”Saya merasa mendapat
dukungan kuat. Memang bela rasa harus menjadi identitas kita,” katanya.
Menurut Mgr Suharyo, anak muda
Indonesia juga harus memiliki bela rasa.
”Jika Rene Descartes (filsuf
Perancis) mengatakan saya ada karena saya berpikir, maka kini kaum
konsumtivisme bilang saya ada karena belanja dan di zaman now ini saya ada
karena saya berbohong, buat hoaks. Inilah yang harus kita lawan bersama. Kita
semua harus berbela rasa,” kata Mgr Suharyo.
Sumber berita : Kompas.id Foto : liputan6, wacotribuneherald