Saudari-saudaraku yang terkasih semoga saudari-saudara sekalian beserta
keluarga dan komunitas dianugerahi sehat dan berkelimpahan berkat.
Saudara-saudari yang terkasih ketika saya menyiapkan ibadah ini muncul satu
pertanyaan mengapa Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga dipakai sebagai pelindung
Gereja Katedral ini. Saya tidak tahu jawabannya, dan saya juga tidak mencari
jawaban itu di dalam sejarah Gereja Katedral ini. Karena saya ingin
menafsirkannya. Moga-moga tafsiran saya tidak salah, kalaupun salah saya yakin
pasti maksudnya baik.

Saudari-saudaraku yang terkasih, pesan inilah yang ditegaskan di dalam
ajaran resmi gereja dan kemudian diuraikan lebih rinci oleh Paus Fransiskus di
dalam anjuran apostolik yang berjudul Bersukacita dan Bergembiralah, Panggilan Kesucian di Jaman Sekarang. Saya mengutip beberapa kalimat dari ajaran
Paus Fransiskus itu. Beliau mengatakan begini kita bertumbuh di dalam kesucian
yang merupakan panggilan kita semua melalui hal-hal kecil sehari-hari. Lalu beliau memberi contoh yang secara
konkrit. Contohnya seperti ini :
-
Seorang ibu
pergi berbelanja. Di tempat berbelanja berjumpa dengan tetangganya lalu
mulailah mereka berbicara. Sampai pada suatu titik terjadilah gosip. Gosip
adalah bicara jelek tentang orang lain. Tetapi ibu itu mengatakan di dalam hati
tidak. Saya tidak akan berbicara jelek
tentantg orang lain. Paus mengatakan ‘inilah
langkah konkrit menuju kesucian’.
-
Contohnya
masih dilanjutkan. Ibu itu pulang ke rumah sudah lelah tetapi salah seorang puteranya
minta waktu untuk berbicara mengenai harapan-harapannya yang dipikirknnya. Kendati
lelah ibu itu duduk mendengarkan dengan penuh kasih dan penuh perhatian. Paus mengatakan
‘satu langkah maju lagi menuju kesucian’.
-
Berikutnya
ibu itu merasa cemas entah karena apa, tetapi di hatinya ada Bunda Maria
Penolong Abadi maka ia mengambil rosario, berdoa. Satu tangga lain lagi menuju kesucian.
-
Selanjutnya
lagi ibu itu hari berikutnya pergi keluar, dan di jalan ia melihat seorang
pengemis, ia dekati pengemis itu, ia sapa dengan kata-kata yang bersahabat. Paus
mengatakan ’satu tangga lagi menuju
kesempurnaan kesucian’. Kita semua dipanggil untuk bertumbuh menuju
kesempurnaan kasih, kesempurnaan kesucian melalui hal-hal kecil sehari-hari.

Jawabannya bagi saya sangat jelas. Jawaban itu adalah mari kita jadikan
masa yang berat ini sebagai kesempatan untuk semakin banyak berbuat baik
sebagai jalan menuju kesempurnaan kasih dan kesempurnaan kesucian. Caranya
bagaimana? Sangat banyak. Mesti kita temukan sendiri-sendiri, kita temukan
bersama keluarga dan komunitas kita dengan menjawab pertanyaan ini apa yang
harus kita lakukan agar di dalam keadaan seperti ini, masyarakat kita, umat
kita menjadi semakin sehati dan sejiwa sehingga tidak ada seorangpun yang berkekurangan
karena semua warga umat, karena semua warga masyarakat rela berbagi seperti
dikisahkan di dalam bacaan yang pertama gambaran umat murid-murid Kristus yang
pertama. Marilah kita yakin, sekecil apapun perbuataan baik yang kita lakukan,
khususnya di tengah-tengah masa yang berat ini adalah langkah maju, tangga
menuju kesempurnaan kasih dan kesempurnaan kesucian.
Semoga gereja katedral mendorong kita semua untuk terus bersemangat
mencari jalan-jalan kreatif untuk berbuat baik. Dan semoga anugerah Raden Ajeng Kartini
bagi bangsa kita dapat menjadi anugerah yang kita syukuri dan menjadi kekuatan
bahwa melakukan sesuatu di dalam keadaan tertentu menjadi sangat baik untuk
kepentingan bersama. Tuhan memberkati. Sekarang marilah kita haturkan doa-doa kita ke hadapan Tuhan.
Transkripsi Homili Bapak Uskup Ignatius Kardinal Suharyo pada Misa Peringatan Pemberkatan Gereja Katedral dan Peringatan Hari Kartini, 21 April 2020 (khs).